Minggu, 08 Januari 2012

BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

A.     PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS
·         Critical berasal dari bahasa Grika yang berarti : bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat keputusan
·         Kritein yang berarti to choose, to decide
·         Krites berarti judge
·         Criterion (bahasa Inggris) yang berarti standar, aturan, atau metode
·         Critical thinking ditujukan pada situasi, rencana dan bahkan aturan-aturan yang terstandar dan mendahului dalam pembuatan keputusan (Mz. Kenzie)
·         Critical thinking yaitu investigasi terhadap tujuan guna mengeksplorasi situasi, phenomena, pertanyaan atau masalah untuk menuju pada hipotesa atau keputusan secara terintegrasi.
·         Menurut Bandman (1998) adalah pengujian yang rasional terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argument, kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktivitas. Pengujian ini berdasarkan alas an ilmiah, pengambilan keputusan, dan kreativitas.
·         Menurut Brunner dan Suddarth (1997) bahwa berpikir kritis adalah proses kognitif atau mental yang mencakup penilaian dan analisa rasional terhadap semua informasi dan ide yang ada serta merumuskan kesimpulan dan keputusan.
·         Berpikir kritis digunakan perawat untuk beberapa alasan :
1.      Mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
2.      Penerapan profesionalisme
3.      Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam member asuhan keperawatan
Berpikir kritis merupakan jaminan yang terbaik bagi perawat dalam menuju keberhasilan dalam berbagai aktifitas
·         Freely mengidentifikasi bahwa berpikir kritis diperlukan guna mengembangkan kemampuan :
1.      Analisa
2.      Kritis
3.      Ide advokasi
Freely mengidentifikasi bahwa berpikir kritis menggunakan kemampuan deduktif dan induktif, kemampuan mengambil keputusan yang tepat didasarkan pada fakta dan keputusan yang dihasilkan melalui berpikir kritis

B.     METODE BERPIKIR KRITIS
Freely mengidentifikasi 7 metode critical thinking
·         Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan merupakan keputusan yang beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana dalam proses terjadi perdebatan atau argumentasi
·         Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam proses mengambil keputusan
·         Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah dan masing-masing mengemukakan pendapatnya.
·         Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi perbuatan, keyajinan, sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas an, argument, atau bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi
·         Propoganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang sengaja dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar
·         Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi untuk memaksakan suatu kehendak
·         Kombinasi beberapa metode
C.     KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS
·         Merupakan proses pengetahuan multi dimensi
·         Berorientasi pada proses
·         Kerangka dalam menginterpretasikan pengetahuan, tantangan, pengambilan keputusan, hipotesa dan memodifikasi
·         Mengembangkan nilai-nilai untuk pengambilan keputusan dan aktifitas
·         Kesadaran diri sendiri sebagai dasar membangun hubungan dengan klien, kesadaran diri, perasaan, keyakinan, nilai-nilai
·         Empati dan pemberdayaan
·         Menerapkan teori belajar
·         Sebagai hasi sosialisasi professional
·         Merupakan sikap/perilaku mencari dan meningkatkan kemampuan professional
·         Menyatukan pendapat
·         Meningkatkan kualitas keputusan guna menghindari kesalahan dalam keputusan
·         Konsisten
·         Melibatkan perasaan, angan-angan, harapan dan intuisi.

D.     AKTIVITAS MENTAL YANG DAPAT MUNCUL DARI SESEORANG YANG SUDAH MEMILIKI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
·         Mengajukan pertanyaan untuk menentukan alas an dan penyebab mengapa perkembangan tertentu terjadi dan untuk menentukan apakah diperlukan informasi lain
·         Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk mempertimbangkan semua fakrtor yang tercakup
·         Memvalidasi informasi yang tersedia untuk memastikan bahwa informasi itu akurat, bukan semata-mata pendapat atau dugaan bahwa informasi itu beralasan dan didasarkan pada fakta dan bukti
·          
E.      DEFENISI BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
Perawat setiap hari mengambil keputusan. Perawat menggunakan keterampilan berpikir kritis dalam berbagai cara :
·         Perawat menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dari lingkungannya
·         Perawat menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan
·         Perawat penting membuat keputusan
Beberapa tahun yang lalu ditemukan bahwa berpikir kritis dalam keperawatan diperlukan untuk mengeksplorasi
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komponen dasar dalam pertanggunggugatan professional dan kualitas asuhan keperawatan. Pemikir kritis dalam keperawatan menunjukkan kebiasaan perasaan : percaya diri, kontekstual perspektif, kreatifitas, fleksibilitas, ingin tahu, intuisi, keterbukaan, tekun, refleksi.
F.      PEMIKIR KRITIS DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
·         Menganalisa kemampuan kognitif, yaitu menggunakan pengetahuannya melalui berbagai pertimbangan dan penilaian.
·         Menerapkan standar, yaitu menggunakan berbagai standar, norma, atau nilai-nilai guna tetap mempertahankan kualitas dari hasil suatu proses berpikir
·         Memilah, yaitu mencoba untuk mengorganisir setiap permasalahan sehingga akan semakin jelas Nampak dari apa yang telah difikirkan
·         Mencari informs, yaitu mengidentifikasi berbagai fakta dan informasi yang memungkinkan mengenal secara jelas tentang apa yang menjadi focus perhatian
·         Alasan yang logis, yaitu setiap kali seseorang mengambil keputusan, maka keputusan itu telah dipertimbangkan secara matang dengan memberikan argumentasi yang tepat mengapa keputusan tersebut menjadi pilihan utama.
·         Memperkirakan, yaitu berbagai pertimbangan yang diperlukan untuk mencoba mengenal/mengidentifikasi secara tepat terhadap suatu fenomena
·         Transformasi pengetahuan yaitu berpikir kritis adalah merupakan bentuk transformasi pengetahuan dengan cara menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya guna mendekati persoalan atau fenomena yang menjadi focus perhatian seseorang.

G.     MODEL BERPIKIR KRITIS
Costa, dkk (1985) mengidentifikasi model berfikir kritis : The Six Rs
1.      Remembering  : menggunakan pengalaman masa lalu untuk mendekati pikiran saat ini
2.      Repeating : Semakin sering menggunakan cara berpikir kritis dalam menghadapu setiap persoalan kehidupan sehingga memudahkan mengambil keputusan
3.      Reasoning : berpikir kritis yaitu pengambilan keputusan atas dasar pertimbangan yang akurat serta penentuan pilihan atas alternative yang ditetapkan
4.      Reorganizing : Mengorganisasi kembali terhadap apa yang sementara menjadi focus perhatian untuk mengidentifikasi secara tepat terhadap fenomena yang menjadi perhatian utama
5.      Relating : menghubungkan dan menemukan relasi diantara fenomena yang dipikirkan
6.      Reflecting : menunda dalam pengambilan keputusan dengan tujuan menganalisa kembali secara hati-hati akan apa yang telah dipertimbangkan
H.     BENTUK BERPIKIR KRITIS
1.      Berbagai asumsi berfikir
·         Bahwa berpikir, perasaan, dan berbuat adalah semua komponen dasar keperawatan yang diharapakan yang dikerjakan bersama dan sejalan
·         Bahwa berpikir, berperasaan, berbuat adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam seluruh kehidupan praktek keperawatan
·         Bahwa perawat dan mahasiswa keperawatan adalah dua yang berbeda, tetapi keduanya dating dengan berbagai keterampilan berfikir dalam keperawatan
·         Bahwa upaya mengembangkan cara berfikir adalah upaya yang disengaja yang dapat dipertimbangkan dan dipelajari
·         Banyak mahasiswa keperawatan dan perawat menemukan kesulitan untuk menggambarkan keterampilan berfikirnya. Jarang dari mereka bertanya bagaimana berfikir, dan hanya biasanya bertanya apa yang mereka fikirkan
·         Berpikir  kritis dalam keperawatan hamper sama bila kita berfikir melakukan kegiatan yang sesuai dengan konteks situasi dimana berfikir terjadi
2.      5 bentuk berfikir (T.H.I.N.K)
·         Total Recall : mengingat fakta-fakta atau mengingatkan dimana dan mengapa kita menemukan sesuatu yang diperlukan
·         Habits : kebiasaan memungkinkan sesuatu dikerjakan tanpa mempunyai metode yang baru yang digunakan setiap saat
·         Inguiry : menguji isu-isu secara mendalam dan pertanyaan yang segera menjadi suatu kenyataan. Inguiry adalah cara berfikir yang utama yang digunakan guna mengambil keputusan.
·         New Idea and creativity : ide yang baru dan kreatifitas adalah merupakan hal yang penting dalam keperawatan sebab merupakan akar yang perlu dikembangkan dalam memberikan asuhan keperawatan.
·         Knowing How you think : berpikir dapat disebut sebagai metacognition. Meta artinya diantara atau ditengah, cognition artinya proses mengetahui. Jika perawat berada dalam suatu proses mengetahui, maka perawat akan dapat mengetahui apa yang dipikirkan.

I.        PENERAPAN KONSEP BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
Ada empat hal pokok dalam penerapan berfikir kritis dalam keperawatan, yaitu :
1.      Penggunaan bahasa dalam keperawatan
Perawat menggunakan bahasa secara verbal maupun nonverbal dalam mengekspresikan idea, pikiran, informasi, fakta, perasan, keyakinan, dan sikapnya terhadap klien, sesama perawat, profesi lain ataupun secara nonverbal pada saat melakukan pendokumentasian keperawatan. Dalam hal ini berfikir kritis adalah kemampuan menggunakan bahasa secara reflektif
Lima macam penggunaan bahasa dalam konteks berfikir kritis :
·         Memberikan informasi yang dapat diklarifikasi (informative use of language)
·         Mengekspresikan perasaan dan sikap (expressive use of language)
·         Melaksanakan perencanan keperawatan atau ide-ide dalam tindakan keperawatan (directive use of language)
·         Mengajukan pertanyaan dalam rangka mencari informasi, mengekspresikan keraguan dan keheranan (interrogative use of language)
·         Mengekspresikan pengandaian (conditional use of language)
2.      Argumentasi dalam keperawatan
Badman (1988) mengemukakan beberapa pengertian argumentasi terkait dengan konsep berfikir dalam keperawatan adalah sebagai berikut :
·         Berhubungan dengan situasi perdebatan atau pertengkaran (dalam bahasa sehari-hari)
·         Debat tentang suatu isu
·         Upaya untuk mempengaruhi individu atau kelompok untuk berbuat suatu dalam rangka merubah perilaku sehat
·         Berhubungan dengan bentuk penjelasan yang rasional dimana memerlukan serangkaian alas an perlunya suatu keyakinan dan pengambilan keputusan atau tindakan.
3.      Pengambilan keputusan
Dalam praktek keperawatan sehari-hari, perawat selalu dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan dengan tepat. Hal ini dapat terjadi dalam interaksi teman sejawat profesi lain dan terutama dalam penyelesaian masalah manajemen di ruangan.
4.      Penerapan dalam proses keperawatan
a.       Pada tahap pengkajian
Perawat dituntut untuk dapat mengumpulkan data dan memvalidasinya dengan hasil observasi. Perawat harus melaksanakan observasi yang dapat dipercaya dan membedakannya dari data yang tidak sesuai. Hal ini merupakan keterampilan dasar berfikir kritis. Lebih jauh perawat diharapakan dapat mengelola dan mengkategorikan data yang sesuai dan diperlukan. Untuk memiliki keterampilan ini, perawat harus memiliki kemampuan dalam mensintesa dan menggunakan ilmu-ilmu seperti biomedik, ilmu dasar keperawatan, ilmu perilaku, dan ilmu sosial
b.      Perumusan diagnose keperawatan
Tahap ini adalah tahap pengambilan keputusan yang paling kritikal. Dimana perawat dapat menentukan masalah yang benar-benar dirasakan klien, berikut argumentasinya secara rasional. Semakin perawat terlatih untuk berfikir kritis, maka ia akan semakin tajam dalam menentukan masalah atau diagnose keperawatan klien, baik diagnose keperawatan yang sifatnya possible, resiko, ataupun actual. Berfikir kritis memerlukan konseptualisasi dan ketrampilan ini sangat penting dalam perumusan diagnose, karena taksonomi diagnose keperawatan pada dasarnya adalah suatu konsep (NANDA, 1998).
c.       Perencanaan keperawatan
Pada saat merumuskan rencana keperawatan, perawat menggunakan pengetahuan dan alas an untuk mengembangkan hasil yang diharapkan untuk mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan. Hal ini merupakan keterampilan lain dalam berfikir kritis, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Untuk hal ini dibutuhkan kemampuan perawat dalam mensintesa ilmu-ilmu yang dimiliki baik psikologi, fisiologi, dan sosiologi, untuk dapat memilih tindakan keperawatan yang tepat berikut alasannya. Kemudian diperlukan pula keterampilan dalam membuat hipotesa bahwa tindakan keperawatan yang dipilih akan memecahkan masalah klien dan dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan
d.      Pelaksanaan keperawatan
Pada tahap ini  perawat menerapkan ilmu yang dimiliki terhadap situasi nyata yang dialami klien. Dalam metode berfikir ilmiah, pelaksanaan tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam menguji hipotesa. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan suatu tindakan nyata yang dapat menentukan apakah perawat dapat berhasil mencapai tujuan atau tidak.
e.       Evaluasi keperawatan
Pada tahap ini perawat mengkaji sejauh mana efektifitas tindakan yang telah dilakukan sehingga dapat mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar kien. Pada proses evaluasi, standar dan prosedur berfikir kritis sangat memegang peranan penting karena pada fase ini perawat harus dapat mengambil keputusan apakah semua kebutuhan dasar klien terpenuhi, apakah diperlukan tindakan modifikasi untuk memecahkan masalah klien, atau bahkan harus mengulang penilaian terhadap tahap perumusan diagnose keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar